perekonomian bab.7
Nama : Helena Christy
Kelas : 1EB09
NPM :
23212372
Bab. 7
Peran Sektor Luar Negeri
pada Perekonomian Indonesia
A.
Perdagangan Antar Negara
Perdagangan
internasional adalah perdagangan yang dilakukan suatu negara dengan negara lain
atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan. Hubungan kerja sama dalam
bentuk perdagangan ini sangat dibutuhkan semua Negara, karena tidak semua
negara menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhakan rakyatnya. Maka negara
tersebut butuh melakukan hubungan internasional, negara melakukan ekspor impor
barang.
Manfaat
dari perdagangan internasional antara lain :
§ Dapat
memperoleh barang yang tidak diproduksi di negeri sendiri.
§ Memperoleh
keuntungan dari spesialisasi produksi bagi tiap-tiap Negara.
§ Memperluas
pasar hasil produksi.
§ Meningkatkan
devisa.
§ Meningkatkan
teknologi
peranan
perdagangan luar negeri bagi pembangunan ekonomi Indonesia
Salah
satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah
perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi
mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika
aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu
dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi
pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia
menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan
tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.
Ketika
perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal
antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi
langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional (Appleyard, 2004).
Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan
memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran
pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis
barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang
tersebut di negara importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat
perbandingan antara biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya
transportasi dengan biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara
importir. Jika biaya produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi
lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan
memindahkan lokasi produksinya di negara importir (Appleyard, 2004).
Alasan
mengapa suatu Negara memerlukan Negara lain dalam kehidupan ekonominya:
§ Karena
tidak semua kebutuhan masyarakatnya dapat dipenuhi oeh komoditi yang dihasilkan
di dalam negeri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, harus di lakukan
impor dari negara yang memproduksi komiditi yang dibutuhkan.
§ Karena
terbatasnya konsumen, tidak semua hasil produksi dapat dipasarkan di dalam
negeri, sehingga perlu dicari pasar diluar negeri.
§ Karena
adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi, sehingga dalam jangka panjang dapat melakukan
produksi untuk barang yang sama.
§ Sebagai
salah satu cara membina persahabatan, kerjasama, dan kepentingan-kepentingan
politik lainnya.
§ Dapat
mendatangkan tambahan keuntungan dan efisensi dari dilakukannya tindakan
spesialisasi produksi dari negara-negara yang memiliki keuntungan mutlak dan
keuntungan berbanding.
kebijaksanaan
perdagangan luar negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya
§ Pelita
I (1 April 1969 – 31 Maret 1974). Menjadi landasan awal pembangunan masa Orde
Baru.Tujuan Pelita I adalah meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus
meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan tahap berikutnya.Sasarannya adalah
pangan, sandang, perbaikan prasarana perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja,
dan kesejahteraan rohani. Titik beratnya adalah pembangunan bidang pertanian
sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses
pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup
dari hasil pertanian.
§ Pelita
II (1 April 1974 – 31 Maret 1979). Sasaran utama Pelita II ini adalah
tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana prasarana, mensejahterakan
rakyat, dan memperluas kesempatan kerja.
Pelaksanaan Pelita II dipandang cukup berhasil.
Pelaksanaan Pelita II dipandang cukup berhasil.
§ Pelita
III (1 April 1979 – 31 Maret 1984). Pelaksanaan Pelita III masih berpedoman
pada Trilogi Pembangunan, yang isinya:
·
Pemeratan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepadaterciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
·
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
·
Stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis.
Dengan
titik berat pembangunan adalah pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur
Pemerataan, yaitu:
·
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat, khususnya sandang, pangan, dan perumahan.
·
Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
dan pelayanan kesehatan.
·
Pemerataan pembagian pendapatan.
·
Pemerataan kesempatan kerja.
·
Pemerataan kesempatan berusaha.
·
Pemerataan kesempatan berpartisipasi
dalam pembangunankhususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan.
·
Pemerataan penyebaran pembagunan di
seluruh wilayah tanah air.
·
Pemerataan kesempatan memperoleh
keadilan
§ Pelita
IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989). Titik berat Pelita IV ini adalah sektor
pertanian untuk menuju swasembada pangan, dan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin industry sendiri. Dan di tengah berlangsung pembangunan pada
Pelita IV ini yaitu awal tahun 1980 terjadi di resesi. Untuk mempertahankan
kelangsungan pembangunan ekonomi, pemerintah mengeluarkan keijakan moneter dan
fiskal.
§ Pelita
V (1 April 1989 sampai 31 Maret 1994). Titik beratnya terdapat pada sektor
pertanian dan industri. Pada masa itu kondisi ekonomi Indonesia berada pada
posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8% per tahun. Posisi
perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.
Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
§ Pelita
VI (1 April 1994 sampai 31 Maret 1999). Titik berat pada Pelita VI ini
ditekankan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian,
serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.Sektor
ekonomi dipandang sebagai penggerak pembangunan. Namun pada periode ini terjadi
krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian telah menyebabkan proses pembangunan terhambat, dan juga
menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru.
B.
Hambatan Perdagangan Antar Negara
Ada
beberapa negara yang kebijaksanaan dalam sektor perdagangan luar negerinya
menimbulkan hambatan dalam proses transaksi perdagangan luar negeri. Adapun
bentuk-bentuk hambatan yang selama ini terjadi diantaranya:
v Hambatan
Tarif
Tarif adalah suatu
nilai tertentu yang dibebankan kepada suatu komoditi luar negeri tertentu yang
akan memasuki suatu negara. Tarif sendiri ditentukan dengan jumlah yang berbeda
untuk masing-masing komoditi impor. Secara garis besar bentuk penetapan tarif
ada dua jenis, yakni :
§ Tarif
Ad-volarem
Tarif yang besar kecilnya ditetakan
berdasarkan prosentase tertentu dari nilai komoditi yang diimpor.
§ Tarif
spesifik.
Tarif yang besar kecilnya didasarkan
pada nilai yang tetap untuk setiap jumlah komoditi import tertentu.
v Hambatan
Quota
Quota termasuk jenis hambatan
perdagangan luar negeri yang lazim dan sering diterapkan oleh suatu Negara
untuk membatasi masuknya komoditi impor ke negaranya. Quota sendiri dapat
diartikan sebagai tindakan pemerintah suatu Negara dengan menentukan batas
maksimal suatu komoditi impor yang boleh masuk ke Negara tersebut.
v Hambatan
Dumping
Dumping sering menjadi
suatu masalah bagi suatu Negara dalam proses perdagangan luar negerinya.
Dumping sendiri diartikan sebagai suatu tindakan dalam menetapkan harga yang
lebih murah di luar negeri dibanding harga di dalam negeri untuk produk yang
sama.
v Hambatan
embargo/sanksi ekonomi
Sejarah membuktikan
bahwa suatu negara yang karena tindakannya dianggap melanggar hak asasi
manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu negara, akan menerima/dikenakan
sanksi ekonomi oleh Negara yang lain (PBB). Akibat dari hambatan yang terakhir
ini biasanya lebih buruk dan meluas bagi masyarakat yang terkena sanksi ekonomi
dari pada akibat yang ditimbulkan oleh hambatan-hambatan perdagangan lainnya.
C.
Neraca Pembayaran Luar Negeri
Indonesia
Neraca
pembayaran (balance of payment/ BoP) merupakan catatan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Neraca pembayaran sangat berguna karena menunjukkan struktur dan
komposisi transaksi ekonomi serta komposisi keuangan suatu negara. Neraca
pembayaran juga dapat membantu dalam proses pengambilan kebijakan. Neraca
pembayaran dapat mencangkup pembelian dan penjualan barang atau jasa, hibah
serta transaksi keuangan.
Pos-pos
dalam neraca luar negeri Indonesia tersebut dapat dikelompokan ke dalam berikut
ini :
v Neraca
Perdagangan, yang merupakan kelompok transaksi-transaksi yang berkaitan dengan
kegiatan ekspor dan impor barang, baik migas maupun non-migas.
v Neraca
Jasa, merupakan kelompok transaski-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan
ekspor impor di bidang jasa.
v Neraca
berjalan, merupakan hasil penggabungan antara neraca perdagangan dan neraca
jasa. Jika lebih banyak pos arus kas masuknya (ekspor) maka nilai neraca berjalan
ini akan surplus, begitu pula sebaliknya.
v Neraca
lalu-lintas modal, merupakan kelompok pos-pos yang berkaitan dengan lalu-lintas
modal pemerintah bersih (selisih antar pinjaman dan pelunasan hutang pokok) dan
lalu-lintas modal swasta bersih, berikut lalu-lintas modal bersih lainnya yang
merupakan selisih penerimaan penanaman modal asing dengan pembayaran BUMN.
v Selisih
yang belum diperhitungkan.
v Neraca
lalu lintas moneter, yang merupakan kelompok pos-pos yang berkaitan dengan
perubahan cadangan devisa.
D.
Peran Kurs Valuta Asing
Kurs valuta asing sering
diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu negara (rupiah misalnya) yang
harus dikeluarkan/ dikorbankan untuk mendapatkan satu unit nilai uang asing
(dollar misalnya). Pasar
valuta asing(bahasa Inggris: foreign exchange market, forex)
atau disingkat valasmerupakan
suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkanmata
uang suatu
negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang
melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara
berkesinambungan.
Nilai
Kurs Valuta Asing mempunyai peranan penting dalam proses kelancaran lalu lintas
pembayaran internasional. Kurs valuta asing memudahkan pertukaran mata uang
serta pemindahan dana dari negara satu ke negara lain. Suatu nilai mata uang
asing akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Secara umum, untuk
menentukan tinggi rendahnya kurs valuta asing terdiri atas kurs bebas, kurs
tetap, dan kurs distabilkan.
Beberapa
faktor penting yang mempengaruhi perubahan kurs valuta asing antara lain:
·
Perubahan harga barang ekspor.
·
terjadinya inflasi.
·
perubahan tingkat bunga dan tingkat
pengembalian investasi.
·
perubahan citarasa masyarakat.
·
faktor nonekonomi.
Komentar
Posting Komentar