perekonomian bab.3
Nama : Helena Christy
Kelas : 1EB09
NPM : 23212372
Bab. 3
Perkembangan strategi dan perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia
1.
Strategi
pembangunan
Macam – macam
Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi pembangunan
ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor – faktor
(variabel) yang akan dijadikan faktor/ variabel utama yang menjadi penentu
jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategi pembangunan
ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
§
Strategi Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan
ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan.
Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan
dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle
down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan
hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau
ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus
terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses
akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.
Adapun inti dari konsep strategi yang
pertama ini adalah :
Strategi pembangunan
ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal serta bagaimana
menanamkan secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan. Sehingga dapat
menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
Namun akibatnya sering
terjadi kepincangan sosial yang semakin tajam antara yang di kota dan di desa,
antara yang kaya dan miskin, dan antar daerah. Selanjutnya bahwa pertumbuhan
ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah
(trickle-down-effect) pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau
ketidakmerataan hal tersebut merupakan pra-syarat terciptanya pertumbuhan
ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
§
Strategi pembangunan dan pemerataan
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin
mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif baru yang muncul
adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma
Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan
pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui tekniksocial
engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk, paket
program terpadu.
Dengan kata lain, pembangunan masih
diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan oleh
mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model
pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang
dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan
struktural dan kepincangan sosial.
§
Strategi Ketergantungan
Pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Konsep ini timbul dikarenakan
tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi pembangunan dengan
pemerataan. Yang menarik untuk diperhatikan dari teori ketergantungan adalah
munculnya istilah dualisme utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada dirinya mencerminkan adanya
pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang.
Maksudnya
adalah kemiskinan di negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Jika Negara ingin
melepaskan diri dari kemiskinan, maka harus mengarah keupaya seperti
meningkatkan produksi nasional disertai dengan peningkatan kemampuan
dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional.
Teori ketergantungan ini kemudian
dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori ketergantungan tersebut
memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap
kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri
(selfdevelopment). Dapat disimpulan bahwa, strategi ketergantungan hamper sama
dengan strategi sebelumnya yang tidak sempurna.
§
Strategi yang berwawasan ruang
Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat
dua istilah yaitu “back-wash effects” dan “spread
effects” .
“Back-wash Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya
daerah-daerah miskin untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh
terdapatnya beberapa keadaan yang disebut Myrdall.
“spread effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada
umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah
dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan
pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di
daerah miskin.
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah
bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan
miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun
baru akan tercapai dalam jangka panjang. Strategi ini menganjurkan agar
negara-negara sedang berkembang memperbaiki tata hubungan sosial, politik, dan
ekonomi kearah prinsip swadaya, partisipasi rakyat dan keadilan sosial dengan
lebih memperhatikan lapisan masyarakat paling bawah yang hidup dibawah garis
kemiskinan yang ternyata merupakan bagian terbesar dari masyarakat.
§
Strategi pendekatan kebutuhan pokok
Sasaran strategi ini adalah menaggulangi
kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi
Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment,
Growth, and Basic Needs : A One World Problem. ILO dengan
menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika
pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran.
Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja,
peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pembangunan
Pada prinsipnya,
pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam proses pembangunan sangat
dipengaruhi oleh pertanyaan “Apa tujuan yang hendak dicapai . . .?”
Jika tujuan yang hendak
dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi
ketergantungan-lah yang mungkin akan dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai
adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yang
akan dipergunakan.
Perkembangan Ekonomi
suatu negara dapat dilihat dari perubahan-perubahan di dalam stabilitas atau
keseimbangannyan kapasitas perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Ada
beberapa karakteristik perkembangan ekonomi modern yang
ditinjau dari interrelasi, yaitu:
§
Tingginya tingkat
pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja yang cepat.
§
Tingginya tingkat
penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat konsumsi perkapita.
§
Teknologi yang maju guna
merubah struktural skala produk dan karakteristik unit usaha ekonomi yang
dicapai.
Ekonomi Pembangunan adalah salah salu cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari tentang pembangunan perekonomian masyarakat di negara berkembang
atau Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang
dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat
membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.
Pembagunan ekonomi adalah proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk suatu masyarakat meningkatkan atau Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau
Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkatkan dalam
jangka panjang.
Meningkatnya pendapatan perkapita merupakan cerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Meningkatnya pendapatan perkapita merupakan cerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Tujuan pembangunan
ekonomi adalah menciptakan
pertumbuhan GNP. Pertumbuhan GNP ditunjukkan dengan meningkatnya mutu
pendidikan, menambahnya penghasilan pertanian, kurangnya angka kemiskinan, dan
bertambahnya modal Negara.
Manfaat pembangunan ekonomi yaitu :
§
Meningkatnya GNP.
§
Mengurangi pengangguran.
§
Meningkatkan kemakmuran.
§
Pengelolaan alam yang
lebih baik.
§
Modal yang terkumpul.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pembangunan ekonomi yaitu :
§
Ukuran suatu Negara
(geografis, penduduk dan pendapatan).
§
Sistem&struktur
politik.
§
Latar belakang histories.
§
Hubungan internasional.
§
Bantuan modal
internasional.
§
Pemerataan&pertumbuhan
penduduk.
§
Pendidikan.
§
Teknologi.
Ciri perencanaan pembangunan :
§
Berisi upaya untuk
mencapai perkembangan ekonomi.
§
Meningkatnya pendapatan
perkapita.
§
Merubah struktur ekonomi.
§
Meningkatnya kesempatan
kerja bagi masyarakat.
§
Pemerataan pembangunan.
3.
Strategi
pembangunan ekonomi Indonesia
Seperti
kita ketahui bersama bahwa salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di
negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan tersebut berarti perlu juga
meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat
pendapatan, tabungan, dan investasi. Untuk negara Indonesia
peningkatan laju pembentukan modal ini menghadapi berbagai kendala, salah
satunya adalah kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri.
Hal ini diakibatkan karena tingkat tabungan yang
rendah. Tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat pendapatan rendah.
Akibatnya laju investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan
produktivitas.
Sebelum orde baru
strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak
adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan
kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde
baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan
pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk menekan
laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan
pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di
Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain
strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi
pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya
wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan
seterusnya). Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam
setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang
diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang
sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan
juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini
tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
Karena
keadaan ekonomi yang kacau itu,pemerintah menempuh cara :
Mengeluarkan
Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan
dan pembangunan.
MPRS
mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelamatan, program
stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan.
Program
pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama
stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti
mengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Sedangkan rehabilitasiadalah
perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini
adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya
demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
Kondisi
perekonomian setelah 13 tahun reformasi, begitu banyak kemajuan yang dicapai
bangsa Indonesia. Ketika awal reformasi, perekonomian Indonesia kontraktif
minus 13%. Pendapatan per kapita anjlok di bawah US$ 500 per tahun.
Secara perlahan dan pasti, kondisi
kita terus membaik. Statistik menunjukan bergerak naik – maju. Ketika
bangsa-bangsa lain mengalami pertumbuhan yang sangat rendah, kita nomor 3
terbaik di dunia dengan pertumbuhan 4,5%. Ada pembelajaran luar biasa bagi
bangsa Indonesia untuk tetap optimis. Oleh sebab itu ketika mengalami krisis
kita tetap bangkit – tumbuh. Tahun 2010 perekonomian nasional tumbuh 6,1%,
tahun 2011 meningkat menjadi 6,5%. Ini tertinggi setelah reformasi, dengan
inflasi terendah pula setelah reformasi yaitu 3,79%. Itu merupakan suatu
pencapaian yang cukup mengesankan di tengah badai krisis ekonomi global yang
memporak-porandakan Negara-negara maju.
Strategi-strategi
tersebut kemudian dipertegas dengan ditetapkan sasaran-sasaran dan titik berat
setiap Repelita, yakni :
§ REPELITA I : Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
§ REPELITA II : Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
§ REPELITA III : Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang
kuat bagi tahap selanjutnya.
§ REPELITA IV : Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan
dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan :
§
Menelaah faktor-faktor
yang menimbulkan ketiadaan pembangunan.
§
Menelaah faktor-faktor
yang menimbulkan keterlambatan pembangunan.
§
Mengemukakan cara-cara
pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah- masalah yang
dihadapi sehingga mempercepat jalannya pembangunan.
4.
Perencanaan
pembangunan
Perencanaan pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi
ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran
arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai
sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
§
Berisi upaya untuk
mencapai perkembangan ekonomi.
§
Meningkatnya pendapatan
perkapita.
§
Merubah struktur ekonomi.
§
Meningkatnya kesempatan
kerja bagi masyarakat.
§
Pemerataan pembangunan.
Adapun definisi perencanaan
pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo, manfaat perencanaan adalah :
§ Dengan
adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditunjukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan.
§
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan
suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
§
Perencanaan memberikan kesempatan untuk
memilih berbagai alternative tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk
memilih kombinasi cara yang terbaik.
§
Dengan perencanaan dapat dilakukan
penyusunan skala prioritas.
§
Dengan adanya rencana maka aka nada
suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.
§
Penggunaan dan alokasi sumber-sumber
pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif.
§
Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi
yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatan.
§ Dengan
perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Adapun rumusan tujuan kebijakan pembangunan dan target yang
lebih spesifik untuk tujuan
pembangunan yaitu:
§ Pembanguna sumber daya insani merupakan tujuan
pertama kali dari kebijakan pembangunan.
§ Perluasan produksi yang bermanfaat.
§ Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan
prioritas pada 3 hal yakni terciptanya lapangan kerja, sistem keamanan yang
luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata.
§ Pembanguana yang seimbang yakni harmonisasi
antar daerah berbeda dalam satu Negara dan antar sektor ekonomi
§ Teknologi baru yakni berkembangnya teknologi
tepat guna yang sesuai kondisi dan aspirasi Negara
§ Berkurangnya ketergantungan pada dunia luar dan
dengan semakin menyatunya kerjasama yang solid dalam Negara.
Periode Perekonomian Pembangunan
Dalam sejarah
perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam
beberapa periode, yakni :
Periode sebelum Orde
baru, dibagi dalam :
§
Periode 1945 – 1950
§
Periode 1951 – 1955
§
Periode 1956 – 1960
§
Periode 1961 – 1965
Sebelum Perang Dunia II
para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sebagai
berikut :
§
Masih banyak negara
sebagai negara jajahan
§
Kurang adanya usaha dari
tokoh masyarakat untuk membahas pembangunan ekonomi. Lebih
mementingkan usaha untuk meraih kemerdekaan dari penjajah.
§
Para pakar ekonomi
lebih banyak menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya tingkat
pengangguran (depresi berat).
Pasca Perang Dunia II
(Th. 1942), banyak negara
memperoleh kemerdekaan (India, Pakistan, Phillipina, Korea & Indonesia),
perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh :
§
Negara jajahan yang
memperoleh kemerdekaan
§
Berkembangnya cita-cita
negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi.
Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
Periode setelah Orde baru, dibagi dalam :
§
Periode 1966 s/d 1958,
Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi
§
Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
§
Periode Repelita
II : 1974/75 – 1978/79
§
Periode Repelita
III : 1979/80 – 1983/84
§
Periode Repelita
IV : 1984/85 – 1988/89
§
Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Daftar Pusaka
Komentar
Posting Komentar