perekonomian bab.5
Nama : Helena Christy
Kelas :
1EB09
NPM : 23212372
Bab.5
Struktur
produksi, distribusi pendapatan dan kemiskinan
I.
Struktur
Produksi
Struktur produksi adalah
logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa
pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang
biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat
dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional.
Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas
lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor,
yakni sektor primer, sekunder, dan tersier.
Sejalan dengan
perkembangan pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung
mengalami perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder
dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena :
§ Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah
dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak
barang-barang industry.
§
Perubahan teknologi yang
terus-menerus.
§ Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi
barang-barang industri.
Struktur produksi nasional
pada awal tahun pembangunan jangka panjang ditandai oleh peranan sektor primer,
tersier, dan industri. Sejalan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan
ekonomi maka pada akhir Pelita V atau kedua, struktur produksi nasional telah
bergeser dari dominasi sektor primer menuju sektor sekunder.
II.
Pendapatan
Nasional
Pendapatan Nasional dapat diartikan sebagai suatu angka atau nilai yang
menggambarkan seluruh produksi pengeluaan ataupun pendapatan yang dihasilkan
dari semua pelaku/sektor ekonomi dari suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
Atau penerimaan suatu Negara dalam jangka waktu 1 tahun yang digunakan untuk
membiayai semua kegiatan Negara tersebut.
Pendapatan Nasional sering dipergunakan
sebagai indikator ekonomi dalam hal :
§ Menentukan
laju tingkat perkembangan/pertumbuhan perekonomian suatu Negara.
§ Mengukur
keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya.
§ Membandingkan
tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dengan negara lainnya
Meskipun
demikian tidak semua ahli ekonomi setuju jika hanya pendapatan perkapita saja
yang dijadikan ukuran kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Adapun kritik
tersebut diantaranya adalah :
§ Ada
faktor-faktor lain di luar pendapatan yang akan berpengaruh pada tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan.
§ Kesejahteraan
masyarakat masih sering bersifat subjektif. Tiap orang mempunyai pandangan
hidup yang berbeda sehingga tolak ukur kesejahteraannya pun berbeda.
Metode
perhitungan pendapatan nasional
Berikut
3 pendekatan pendapatan nasional :
§ Pendekatan
Produksi
Dihitung dengan
menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor
produksi selama 1 tahun. Di Indonesia sektor produksi digolongkan menjadi :
·
Pertanian.
·
Industry pengelolahan.
·
Pertambangan dan galihan.
·
Listrik, air, dan gas.
·
Bangunan.
·
Pengangkutan dan komunikasi.
·
Perdagangan, hotel, dan restoran.
·
Bank dan lembaga keuangan serta sewa
perusahaan.
·
Jasa-jasa lain.
NI
=
NI
= National Income
VA
= Value Added (nilai tambah)
n = Jumlah sektor dalam perekonomian
§ Pendekatan
pendapatan
Pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik
faktor produksi.
NI = w + i + r + p
NI = National Income
w = Wage (upah)
i = interest (bunga)
r = rent (sewa)
p = profit (laba)
§ Pendekatan
pengeluaran
Pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa
yang diproduksi disuatu Negara.
NI = C + I + G + (X-M)
NI = C + S + G + (X-M)
NI =
National Income
C =
consumption
I =
invest
S =
saving
G =government
expenditure
X =
export
M = import
Konsep Perhitungan
Berikut adalah beberapa konsep perhitungan pendapatan nasional :
Berikut adalah beberapa konsep perhitungan pendapatan nasional :
§ Produk
Domestik Bruto/Gross Domestik Produk (PDB/GDP)
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) yaitu jumlah suatu produk yang berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Barang -barang yang dihasilkan termasuk barang modal
yang belum diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP
bersifat bruto/kotor.
Yang
perlu diingat dalam perhitungan tersebut, jangan sampai terjadi perhitungan
ganda (double counting) yang dapat menyebabkan pendapatan nasional (GDP)
Indonesia tampak lebih besar. Salah satu akibatnya adalah seolah-olah negara
Indonesia sudah cukup maju dan makmur (terlihat dari GDP yang tampak besar),
sehingga bantuan luar negeri akan dialihkan ke negara yang lebih membutuhkan.
Dengan demikian kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan tambahan dana
pembangunan sedangkan kita sesungguhnya masih sangat membutuhkannya.
Untuk
menghindari kesalahan perhitungan ganda tersebut dapat digunakan salah satu
dari dua cara di bawah ini.
Pertama,
GDP dihitung hanya dari nilai akhir dari suatu produk saja, misalnya untuk
industri otomotif, hasil akhirnya saja (mobil) yang akan dihitung.
Contoh
ilustrasinya adalah :
·
Produsen I : petani gandum, produksinya
dinilai Rp 200,-/satuan tertentu.
·
Produsen II : pabrik tepung terigu,
produksinya bernilai Rp 500,-/satuan tertentu.
·
Prodesen III : pabrik roti, produksinya
dinilai Rp 750,-/satuan tertentu.
Dari
ilustrasi sederhana di atas, maka pendapatan nasional (GDP) Indonesia adalah
sebesar Rp 750,-, yakni hanya menilai hasil akhirnya saja. Karena nilai roti
seharga Rp 750,- tersebut telah terkandung unsur gandum dan tepung terigu. Yang
dimaksud dengan perhitungan ganda adalah dengan menganggap bahwa pendapatan
nasional (GDP) Indonesia adalah sebesar Rp 1.450,- (200+500+750). Sehingga
hasil sebesar Rp 1.450,- sangat menyesatkan dan tidak menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya.
Kedua,
dengan menjumlahkan nilai tambah dari masing-masing komoditi yang dihasilkan
oleh masing-masing produsen, sehingga jika kita gunakan ilustrasi di atas, maka
pendapatan nasional (GDP) Indonesia dengan cara ini akan menghasilkan jumlah
yang sama.
·
Produsen I petani gandum, produksinya
dinilai Rp 200,-/satuan tertentu, karena sebelumnya tidak ada produksi,
kemudian ada produksi gandum senilai Rp 200,- maka ada nilai tambah sebesar Rp
200,-
·
Produsen II pabrik tepung terigu,
produksinya bernilai Rp 500,-/satuan tertentu, dari bahan baku gandum yang
hanya seharga Rp 200,- menjadi tepung terigu dengan harga Rp 500,-, berarti ada
nilai tambah sebesar Rp 300,-
·
Produsen III pabrik roti, produksinya
dinilai Rp 750,-/satuan tertentu, setelah tepung terigu diolah oleh pabrik roti
menjadi roti, maka terdapat nilai tambah senilai Rp 250,-
Dari
ilustrasi di atas, jika kita akumulasi maka total nilai tambah dari
masing-masing komoditi (gandum, tepung, dan roti) tersebut adalah sebesar Rp
750,- (200+300+250), di mana angka ini sama besarnya dengan pendapatan nasional
(GDP) Indonesia jika dihitung dengan cara yang pertama.
Sebagai
catatan, Gross Domestic Product ini diperoleh dengan menggunakan konsep
Kewilayahan, artinya nilai produksi tersebut diperoleh dari seluruh kegiatan
produksi dari semua pelaku ekonomi yang melaksanakan kegiatan produksinya di
wilayah Indonesia saja, tidak dilihat apakah dia berwarga negara Indonesia atau
warga negara asing.
§ Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB yaitu meliputi nilai-nilai
produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk selama satu
tahun, termasuk hasil-hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
PNB = PDB + Pendapatan faktor
produksi luar negeri – Pembayaran faktor produksi luar negeri
|
§ Produk Nasional Neto (NNP)
NNP = GNP - Depresiasi
|
§ Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung berdasarkan
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakt sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak langsung( subsidi ).
NNI = NNP – Pajak Langsung
|
§ Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income) yaitu pendapatan yang diterima oleh masyarakat.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahn ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun
lalu. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi
dengan laba ditahan, dikurangi Pembayaran asuransi ditambah dengan pendapatan
bunga personal dari pemerintah dan konsumen ditambah dari penerimaan bukan
balas jasa.
PI = NNI – Laba ditahan – Pembayaran
asuransi + Pendapatan bunga personal + Penerimaan bukan balas jasa
|
§ Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Disposable
Income adalah pendapatan yang siap untuk membeli barang dan jasa. Disposable
income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak
pendapatan personal (Pajak Langsung). Pajak langsung (direct tax) adalah pajak
yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung
ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
DI = PI – Pajak pendapatan personal
|
III.
Distribusi
pendapatan nasional dan kemiskinan
Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas
(ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya
distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan
awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut
berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat
menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara
sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan
ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat
kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat kesulitan
mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu
negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan
mengatasinya. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka
kemiskinan yang relative kecil dibanding negara sedang berkembang, dan untuk
mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi.
Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu
negara, namun telah menjadi permasalahan bagi dunia internasional.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan.
Adapun
secara umum penyebab kemiskinan diantaranya:
·
Kemalasan.
·
Kebodohan dan pemborosan.
·
Bencana alam.
·
Kejahatan, misalnya dirampok.
·
Genetik dan dikehendaki Tuhan, baik
genetika orang tua, tempat lahir, kondisi orang tua yang miskin
Definisi kemiskinan menurut beberapa
ahli
§
Menurut Sallatang (1986) kemiskinan
adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi,
tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan sosial.
§
Menurut Esmara (1986) mengartikan
kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk
mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan
dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
§
Menurut Basri (1995) bahwa
kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba kekurangan dalam pemenuhan
sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan, pendidikan,
pengetahuan, dan lain sebagainya.
§
Menurut Badan Pusat Statistik
(2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola
konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480
kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
§
Poli (1993) menggambarkan
kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas
kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif,
ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan
bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya dukungan
jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan
keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
§
Bappenas dalam dokumen Strategi
Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga
mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi
juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik
laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin.
§
SPECKER (1993) mengatakan
bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :
·
kekurangan fasilitas fisik bagi
kehidupan yang normal.
·
gangguan dan tingginya risiko kesehatan.
·
risiko keamanan dan kerawanan kehidupan
sosial ekonomi dan lingkungannya.
·
kekurangan pendapatan yang mengakibatkan
tidak bisa hidup layak.
·
kekurangan dalam kehidupan sosial yang
dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial.
Ukuran Kemiskinan
§
Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada
umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut
hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan
dua bagian yaitu :
·
Kemiskinan untuk memenuhi
bebutuhan dasar.
·
Kemiskinan untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi.
§
Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar
ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah
penduduk yang selalu miskin.
Faktor-faktor Penyebab kemiskinan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik
secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
·
Tingkat kemiskinan cukup
banyak.
·
Mulai dari tingkat dan
laju pertumbuhan output ( produktivitas tenaga kerja).
·
Tingkat inflasi.
·
Tinggat Infestasi.
·
Alokasi serta kualitas
sumber daya alam.
·
Tingkat dan jenis
pendidikan.
·
Etos kerja dan motivasi
pekerja.
Strategi Dalam Mengurangi kemiskinan
·
Pembangunan Sektor
Pertanian
Sektor pertanian memiliki
peranan penting di dalam pembangunan karena sektor tersebut memberikan
kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat di pedesaan berarti
akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
·
Pembangunan Sumber Daya
manusia
Sumberdaya manusia
merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup besar, diperlukan
untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyrakat secara
umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan dan gizi
merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah.
·
Peranan Lembaga Swadaya
Masyarakat
Mengingat LSM memiliki fleksibilitas
yang baik dilingkungan masyarakat
sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.
sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.
Komentar
Posting Komentar