Bisnis Internasional
Nama : Helena Christy
Kelas : 1EB09
NPM : 23212372
*Tugas 14
BISNIS INTERNASIONAL adalah bisnis yang
kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya
termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi
juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti transportasi,
pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan
besar dan komunikasi massa.
Hampir semua perusahaan, besar atau kecil, akan
terpengaruh oleh kegiatan dan kompetisi global, karena sebagian besar menjual
keluar dan/atau investor yang aman dari luar negeri dan/atau bersaing dengan
produk dan layanan yang berasal dari luar negeri.
Beberapa perusahaan yang terlibat dalam beberapa
bentuk bisnis internasional melakukan kegiatan ekspor dan impor dalam
transaksinya.
1)
Hakikat
Bisnis Internasional
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis
yang dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti
ini merupakan transaksi bisnis internasional yang sering disebut sebagai Bisnis
Internasional (International Trade) ada juga yang menybutnya sebagai Pemasaran
Internasional atau International Marketing. Hambatan dalam melaksanakan
perdagangan internasional :
Perbedaan sosial dan budaya antar negar.
Perbedaan ekonomi.
Perbedaan hukum dan politik
Karena bisnis ini di jalankan secara
international, jadi kita pasti akan mengenal Perusahaan Multinasional.
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang merancang, memproduksi, dan
memasarkan produk-produk di banyak negara, contoh : ExxonMobil, Nestle, IBM,
Ford dll. Produk dari perusahaan multinasional lebih menguasai pasar, karena
produk mereka mempengaruhi kehidupan ratusan juta konsumen, pesaing, investor,
dan bahkan para pemrotes.
§ Perdagangan Interasional
Perdagangan
Internasional adalah perdagangan yang dilakukan lintas negara. Negara
memproduksi sebagian kebutuhannya sendiri dan mengekspor kelebihannya, kemudian
mengimpor apa yang tidak diproduksinya.
Alasan negara melakukan perdagangan
internasional didasari oleh teori Keuntungan Komparatif (comparative advantage),
yang akan dijelaskan lebih lanjut di bagian bawah. Namun secara sederhana,
adanya perdagangan akan menciptakan spesialisasi, yaitu setiap negara dapat
menspesialisasikan pada barang dan jasa tertentu. Spesialisasi akan
meningkatkan produktivitas, yang dalam jangka panjang akan meningkatkan standar
hidup semua negara yang terlibat didalamnya. Perdagangan internasional
merupakan jalan untuk menuju kemakmuran negara-negara.
Sumber-sumber Perdagangan Internasional
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
perdagangan internasional :
Keragaman/diversitas sumber daya alam. Ini berhubungan erat dengan factor endowment, yaitu apa yang telah dimiliki secara alamiah oleh sebuah negara. Negara-negara misalnya dapat kaya akan minyak, hasil laut, memiliki hutan yang luas, dikelilingi oleh laut, dls. Ini merupakan contoh factor endowment yang dimiliki negara-negara. Negara kemudian memanfaatkan dengan menspesialisasikan pada factor endowment yang dimilikinya. Misalnya, negara yang kaya minyak dan bahan tambang lainnya dapat menspesialisasikan pada produksi minyak dan hasil tambang untuk kemudian di ekspor dan ditukar (mengimpor) dengan apa yang tidak diproduksinya, negara yang dikelilingi lautan dapat menjadikannya sebagai pusat pelabuhan dan transit bagi kapal-kapal perdagangan dunia.
Keragaman/diversitas sumber daya alam. Ini berhubungan erat dengan factor endowment, yaitu apa yang telah dimiliki secara alamiah oleh sebuah negara. Negara-negara misalnya dapat kaya akan minyak, hasil laut, memiliki hutan yang luas, dikelilingi oleh laut, dls. Ini merupakan contoh factor endowment yang dimiliki negara-negara. Negara kemudian memanfaatkan dengan menspesialisasikan pada factor endowment yang dimilikinya. Misalnya, negara yang kaya minyak dan bahan tambang lainnya dapat menspesialisasikan pada produksi minyak dan hasil tambang untuk kemudian di ekspor dan ditukar (mengimpor) dengan apa yang tidak diproduksinya, negara yang dikelilingi lautan dapat menjadikannya sebagai pusat pelabuhan dan transit bagi kapal-kapal perdagangan dunia.
Ø
Perbedaan selera
(preferensi).
Misalnya negara A mampu memproduksi daging sapi
dalam nilai yang sama dengan negara B menghasilkan ikan, namun penduduk negara
A lebih senang mengkonsumsi ikan dan penduduk negara B lebih senang mengkonsumsi
daging sapi. Ini mendorong terjadinya perdagangan internasional antar kedua
negara.
Ø
Perbedaan biaya
Ini berkaitan erat dengan biaya produksi. Jika
negara-negara melakukan spesialisasi, maka skala ekonomis akan tercapai dan
biaya produksi per unit akan semakin murah. Produksi barang/jasa tertentu
cenderung difokuskan pada negara tertentu, yang memiliki spesialisasi untuk
barang/jasa tersebut. Misalnya saja, produksi software cenderung dilakukan di
Amerika, produksi fashion kelas dunia di Perancis (kalau yang ini mungkin bukan
karena biaya produksi, tapi keunggulan lokasi yang memberi “brand dan kualitas’
tertentu bagi hasil produksi), produksi sparepart mobil banyak dilakukan di
Brazil, dan masih banyak contoh lainnya. Selain itu, perbedaan biaya tentunya
juga ditentukan oleh harga bahan baku, tenaga kerja, biaya transportasi, dan
lainnya.
§ Pemasaran Internasional
Pemasaran internasional
adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mengarahkan barang dan jasa
perusahaan kepada pelanggan di lebih dari satu negara untuk mendapatkan
keuntungan. Kunci pemasaran internasional yang berhasil adalah adaptasi pada
perbedaan-perbedaan lingkungan dari satu pasar ke yang lainnya. Tugas pemasaran
internasional :
«
Perusahaan yang akan
melakukan pemasaran internasional harus melaksanakan tiga penanganan lingkungan
berbeda yang simultan.
«
Sebagian lingkungan
dapat dikontrol oleh perusahaan, namun sebagian lainnya hanya sedikit saja yang
bisa dikontrol.
«
Lingkungan tersebut
terdiri dari lingkungan perusahaan, lingkungan domestic, dan lingkungan asing.
Factor keputusan pemasaran
Factor-faktor ini berada pada lingkungan perusahaan dimana pemasar
dapat mengendalikannya. Factor-faktor tersebut adalah :
·
Price
·
Promotion
·
Product
·
Place (channels of
distribution)
2)
Alasan
Melaksanakan Bisnis Internasional
Alasan suatu negara melaksanakan bisnis
internasional karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun didunia yang dapat
mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang
dihasilkan oleh Negara itu sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat
memenuhi 100% swasembada. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyebaran yang
tidak merata dari sumber daya baik dari sumber daya alam modal maupun sumber
daya manusia.
Ø
Konsep keunggulan
absolute
Teori Keunggulan Absolut ( Adam Smith ) Bahwa
setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut
memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara tersebut
memiliki ketidakunggulan mutlak. Teori absolute advantage ini didasarkan kepada
beberapa asumsi pokok antara lain:
·
Faktor produksi yang
digunakan hanya tenaga kerja saja.
·
Kualitas barang yang
diproduksi kedua negara sama.
·
Biaya transpor
ditiadakan.
Ø
Konsep keunggulan
komparatif
Nama untuk kemampuan satu bisnis entitas untuk
terlibat dalam produksi dengan lebih rendah biaya kesempatan dari entitas lain. Perbandingan
keuntungan, daripada keuntungan absolut , berguna dalam menentukan apa yang
harus diproduksi dan apa yang harus diperoleh meskipun perdagangan .
Ø
Potensi pasar
internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu
struktur penduduk, daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional
inipun potensi pasar Internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut
hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.
3)
Tahap-tahap
dalam Memasuki Bisnis Internasional
Ekspor Insidentil.
Ekspor Aktif.
Penjualan Lisensi.
Franchising.
Pemasaran di Luar Negeri.
Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENT At EXPORT)
Dalam
rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada
umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan
ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya
kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan
kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap
terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan
bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan
semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada
umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan
Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai
aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal
di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering
pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut
tahap pembelian atau “Purchasing”.
PENJUALAN LISENSI (LICENSING)
Tahap
berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang
menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap
yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima
dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses
produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian
lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas
lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
FRANCHISING
Tahap
berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi
lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi,
resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu
bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering
dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal bentuk Franchise ini maka
perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan
pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi
jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre
dan sebagainya.
Beberapa
contoh kongkrit dari bentuk ini adalah KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken
dan sebagainya. Bentuk ini pada saat ini berkembang tidak saja antarnegara akan
tetapi saat ini juga terdapat bentuk-bentuk franchise yang terjadi di dalam
suatu negara itu sendiri.
Sebagai
contoh untuk Indonesia adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, Hero Supermarket
dan lain sebagainya. Bentuk Franchise yang pada saat ini populer di negeri kita
dan juga di negara lain dan banyak dilaksanakan di dalam negeri sendiri antar
perusahaan domestik ini memiliki beberapa kebaikan yang antara lain :
«
Manajemen sistem yang sudah
teruji.
«
Memiliki nama yang sudah
terkenal.
«
Performance record yang
sudah mapan untuk alat penilaian.
Sebaliknya bentuk ini juga memiliki kejelekan
yaitu :
Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise.
Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor.
Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk
Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan yang satu akan timbul anggapan bahwa
bentuk franchise yang lain pun jelek juga.
PEMASARAN DI LUAR NEGERI
Tahap
berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan
intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan
pendatang (Host Country) haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk
melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home
Country). Lain dengan tahap-tahap sebelumnya maka manajemen pemasaran masih
tetap berada dalam tanggung jawab dari perusahaan di negara penerima. Dalam hal
itu maka perusahaan itu akan mengetahui lebih pasti tentang perilaku
konsumennya yang tidak lain dan tidak asing baginya karena mereka adalah juga
orang-orang setempat atau penduduk setempat pula. Lain halnya dalam tahap ini
maka pengusaha pendatang yang nota bene adalah orang asing harus mampu untuk
mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negeri penerima itu sehingga
dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif. Tahap ini sering pula
disebut sebagai tahap “Pemasaran Aktif” atau “Active Marketing”.
PRODUKSI DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI (Total International
Business)
Tahap
yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada
bisnis internasional yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”. Tahap
ini juga disebut sebagai “Total International Business”. Bentuk inilah yang
menimbulkan MNC (Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional.
Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri
asing itu lengkap dengan segala modalnya, Ialu melakukan proses produksi di
negeri itu, kemudian menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga dan bahkan
mungkin lalu dijualnya ke negara asing lagi sebagai ekspor dari negeri penerima
tersebut. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang
karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang
sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya negara
berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.
Suatu
negara yang ingin melindungi salah satu cabang industrinya di dalam negeri akan
selalu mengenakan tarif bea masuk yang tinggi terhadap masuknya barang-barang
hasil industri yang bersangkutan dari negara asing ke negerinya itu. Hal ini
wajar karena apabila tidak maka impor barang hasil industri dari negara asing
itu akan menyaingi dan kemudian mematikan cabang industri tersebut di dalam
negerinya sendiri. Tarif bea masuk tersebut akan diberlakukan sedemikian rupa
tingginya sehingga menjadikan harga jual barang-barang yang diimpor itu nanti
akan lebih tinggi daripada harga barang tersebut yang dibuat oleh industri di
dalam negerinya sendiri itu.
Hambatan
perdagangan adalah antara lain berupa pemilihan partner dagang dari suatu negara tertentu saja yang
biasanya partner tersebut dipilih atas dasar pertimbangan baik ekonomis maupun
nonekonomis. Dalam hal ini misalnya saja hanya dari negara-negara yang serumpun
ataupun yang menjadi kelompok ekonomi tertentu seperti MEE (Masyarakat Ekonomi
Eropa atau Europian Economic Community), begitu pula ASEAN yang pada saat ini
membentuk AFTA (Asean’s Free Trade Area). Selain itu negaia-negara di Amerika
Utara dan Kanada juga membentuk blok perdagangan seperti itu yang disebutnya
sebagai NAFTA (North American Free Trade Agreement) dan sebagainya. Lebih dari
itu bahkan seringkali proteksi macam ini dilakukan atas dasar pertimbangan
militer yaitu hanya negara-negara yang tergabung dalam suatu pakta pertahanan
militer tertentu saja.
Suatu
cara lain yang sering dipergunakan oleh suatu negara untuk membatasi impor
suatu komoditi tertentu adalah dengan menetapkan “Quota Impor”. Dalam hal ini
negara tersebut menentukan bahwa untuk komoditi tertentu hanya dapat diimpor
sampai dengan jumlah tertentu saja dan tidak diperkenankan melebihi jumlah
quota yang telah ditentukan. Oleh sebab itulah maka bagi Indonesia yang ingin
melebarkan jalur perdagangan internasionalnya selalu mencari negara-negara lain
yang tidak mengenakan quota terhadap barang dagangan kita. Negara yang tidak
menetapkan quota lalu disebut sebagai “Negara nonquota”.
Cara
lain lagi yang terasa sangat keras adalah dengan melakukan “embargo”. Dengan
cara demikian maka negara tersebut melarang masuknya semua komoditi yang datang
dari suatu negara tertentu yang dikenakan embargo tersebut. Sebagai contoh
negara Irak setelah kalah perang dalam perang teluk dan tidak mau mematuhi
ketentuan PBB untuk memusnahkan senjata nuklirnya lalu dikenai sanksi embargo
oleh semua negara di seluruh dunia. Dengan embargo itu maka Irak mengalami
penderitaan ekonomi yang akhirnya lalu memenuhi tuntutan PBB dan kemudian
berhasil mengendorkan embargo tersebut.
Masih ada satu bentuk lain lagi bagi suatu negara untuk membatasi Impor dari negara lain yaitu dengan cara yang sering disebut sebagai “Exchange Control” atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai “Imbal Beli”. Dengan cara ini maka setiap negara yang akan menjual barangnya ke suatu negara maka dia harus juga membeli komoditi dari negara tersebut. Dengan cara ini maka apabila negara itu tidak membeli komoditi imbalan maka transaksi Impor itu pun akan gagal.
Masih ada satu bentuk lain lagi bagi suatu negara untuk membatasi Impor dari negara lain yaitu dengan cara yang sering disebut sebagai “Exchange Control” atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai “Imbal Beli”. Dengan cara ini maka setiap negara yang akan menjual barangnya ke suatu negara maka dia harus juga membeli komoditi dari negara tersebut. Dengan cara ini maka apabila negara itu tidak membeli komoditi imbalan maka transaksi Impor itu pun akan gagal.
4.
Hambatan
dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan
bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang
di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan
yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional.
Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan
negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis
internasional yaitu :
a)
Batasan perdagangan dan
tarif bea masuk.
b)
Perbedaan bahasa, social
budaya/cultural.
c)
Kondisi politik dan
hokum/perundang-undangan.
d)
Hambatan operasional
BATASAN PERDAGANGAN dan TARIF BEA MASUK
Perdagangan
pembatasan batas perdagangan dunia, mengurangi efisiensi ekonomi, mengurangi
total produksi dan kesempatan kerja, menaikkan harga, dan mendorong pembalasan.
Mereka bermanfaat bagi beberapa perusahaan domestik dan pekerja mereka dengan
mengorbankan perusahaan asing dan pekerja, dan konsumen domestik. Sementara
subsidi beberapa keuntungan perusahaan domestik dan pekerja dalam industri
ekspor, mengurangi tarif ekspor. Tarif pergeseran sumber daya dan produksi dari
lebih efektif untuk produsen kurang efektif. Argumen yang digunakan untuk
mendukung pembatasan perdagangan termasuk argumen industri bayi dan keamanan
nasional atau argumen industri strategis.
Tarif,
pajak impor, menaikkan harga barang impor, yang meningkatkan permintaan dan
harga untuk barang yang sama yang diproduksi oleh pemasok dalam negeri.
Pendapatan dari tarif dikumpulkan oleh pemerintah dalam negeri.
PERBEDAAN BAHASA, SOSIAL BUDAYA / KULTURAL
Perbedaan
dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa
Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini
tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik
karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan
secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain.
Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain
dan sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil
Chevrolet yang memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama “Chevrolet’s
Nova”, pada hal di negara Spanyol kata “No Va” berarti “tidak dapat berjalan”.
Oleh karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk tersebut di negara
Spanyol tersebut.
Perbedaan
kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam
melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu
produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu
negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan.
Perbedaan budaya ataupun kebiasaan juga perlu diperhatikan. Misalnya orang
Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak mau mendekati wanita bila membeli di supermarket,
sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa barang-barang yang berupa alat-alat
kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan dengan kosmetik wanita, sebab tidak
akan didekati oleh pembeli pria.
HAMBATAN POLITIK, HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Hubungan
politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan
mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai
contoh yang ekstrim Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan
dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan
Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga
membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab
melarang barang-barang mengandung daging maupun minyak babi.
Lebih
dan itu undang-undang di negaranya sendiri pun juga dapat membatasi
berlangsungnya bisnis Internasional, misalnya Indonesia melarang ekspor kulit
mentah ataupun setengah jadi, begitu pula rotan mentah dan setengah jadi dan
sebagainya.
HAMBATAN OPERASIONAL
Hambatan
perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan
tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali
sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur
pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya
pengangkutan atau ekspedisi kapal laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat
mahal. Mahalnya biaya angkut itu dikarenakan selain keadaan bahwa kapal
pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja yang biasanya lalu mahal,
maka kembalinya kapal tersebut dati negara tujuan itu akan menjadi kosong.
Perjalan kapal kosong di samudera luas akan sangat membahayakan bagi
keselamatan kapal itu sendiri.
Perusahaan Multinasional
Perusahaan
multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan
kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di
beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations
yang biasanya disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini
dimana dalam kondisi itu tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas
dan tak terjangkau oleh pengaruh dari Negara lain. Setiap Negara setiap saat
akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini
bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga
dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat
mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun di dunia
ini.
Dari
keadaan itu maka seolah-olah tidak ada lagi batas-batas antara negara yang satu
dengan negara yang lain. Kehidupan sehari-hari menjadi lebih bersifat sama.
Dengan kecenderungan yang terjadi pada saat ini bahwa permintaan ataupun
kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama.
Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari
cenderung tidak berbeda antara negara yang satu dengan negara lain. Kebutuhan
akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat tulis, alat-alat kantor, pakaian, juga
perabot rumah tangga dan sebagainya tidaklah banyak berbeda antara masyarakat
Indonesia dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun di Eropa dan Amerika.
Kecenderungan
untuk adanya kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara
Internasional Perusahaan yang demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik
guna memproduksikan barang-barang tersebut yang paling murah dan kemudian
memasarkannya keseluruh penjuru dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan
memiliki daya saing yang lebih tinggi. Di samping itu adanya batasan-batasan
ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksikan saja
barang itu di negeri itu sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga
meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan cara itu maka problem
pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Banyak contoh
perusahaan multinasional ini misalnya saja: Coca Cola, Colgate, Johnson &
Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi Electric, Toyota, Philips dari
negeri Belanda, Nestle dari Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris,
Bayer dati Jerman, Basf juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
Referensi
Komentar
Posting Komentar