Manajemen dan Organisasi
Nama : Helena Christy
Kelas : 1EB09
NPM : 23212372
*Tugas 5
A.
Manajemen
1.
Pengertian dan
Peranan Manajemen
Manajemen
berasal dari kata bahasa inggris “manage” yang berarti mengatur, mengurus,
atau mengelola. Konsep manajemen dapat dipergunakan secara luas. Pngertian
menurut para ahli sebagai berikut.
a.
Harold
Koontz dan Cyril O’donnel
Manajemen adalah
usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
b.
R.
Terry (Pengusaha dan Politikus dari Amerika)
Manajemen
merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lain.
c.
James
A.F. Stoner
Manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
d.
Marry
Parker Follet
Manajemen adalah
seni dan ilmu perencanaa, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e.
Oey
Liang Lee
Manajemen adalah
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Para manajer mencapai
tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan
berbagai tugas yang mungkin diperlukan.
v Peranan
Manajemen
Peranan manajemen disini dihubungan
dengan fungsi manajemen, yaitu :
a)
Planning
(Perencanaan) Merupakan proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan
prioritasprioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakantindakan
yang sebenarnya
b)
Organizing
(Pengornisasian)
Proses
penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta penempatan
orang yang menduduki fungsi-fungsinya tersebut secara
tepat.
c)
Directing
(Pengarahan)
Mengarahkan bawahan, sehingga pimpinan
secara manusiawi bisa mengikat bawahan untuk bekerja sama secara sukarela menyumbangkan
tenaganya seefisien dan seefektif mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.
d)
Coordinating
(Pengkoordinasian)
Agar
terdapat komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan
kegiataan sehingga tercapai
tujuan
organisasi.
e)
Controlling
(Pengawasan)
Perbaikkan-perbaikkan yang perlu
dilakukan jika terjadi
penyimpangan
pelaksanaan dari perencanaan Selain
kategori besar dari fungsi manajemen, manajer pada berbagai tingkat hirarki
mengisi peran manajerial yang berbeda.
Peran ini dikategorikan oleh peneliti Henry
Mintzberg, dan mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama: decisional,interpersonal,
dan informasi.
PERAN DECISIONAL
peran Decisional memerlukan manajer untuk merencanakan strategi dan memanfaatkan sumber daya. Ada empat peran spesifik yang decisional. Peran pengusaha memerlukan manajer untuk menetapkan sumber daya untuk mengembangkan barang yang inovatif dan jasa, atau untuk mengembangkan bisnis. Sebagian besar peran ini akan diselenggarakan oleh manajer tingkat atas, meskipun manajer menengah dapat diberikan beberapa kemampuan untuk membuat keputusan tersebut. Penangan gangguan mengoreksi masalah tak terduga yang dihadapi organisasi dari lingkungan internal atau eksternal. Manajer di semua tingkatan dapat mengambil peran ini. Misalnya, pertama-line manajer dapat memperbaiki masalah menghentikan jalur perakitan atau manajer tingkat menengah mungkin mencoba untuk mengatasi setelah terjadinya perampokan toko. Top manajer lebih mungkin untuk menghadapi krisis besar, seperti membutuhkan penarikan produk cacat. Peran decisional ketiga, yaitu pengalokasi sumber daya, menentukan yang melibatkan unit kerja yang akan mendapatkan sumber daya. Top manajer cenderung membuat besar, keputusan anggaran secara keseluruhan, sementara mangers menengah dapat membuat alokasi yang lebih spesifik. Dalam beberapa organisasi, manajer pengawas bertanggung jawab untuk menentukan alokasi untuk menaikkan gaji karyawan. Akhirnya, negosiator bekerja dengan orang lain, seperti pemasok, distributor, atau serikat buruh, untuk mencapai kesepakatan mengenai produk dan jasa. Pertama-tingkat manajer dapat bernegosiasi dengan karyawan tentang isu-isu kenaikan gaji atau jam lembur, atau mereka dapat bekerja dengan manajer pengawasan lainnya bila diperlukan sumber daya harus dibagi. manajer Tengah juga bernegosiasi dengan manajer lain dan cenderung untuk bekerja untuk mengamankan harga yang diinginkan dari pemasok dan distributor. Top manajer bernegosiasi tentang isu-isu yang lebih besar, seperti kontrak kerja, atau bahkan merger dan akuisisi perusahaan lain.
PERAN INTERPERSONAL
peran interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan dan organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas. manajer ini dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika bagi karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin bertindak sebagai contoh bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan perintah dan arahan kepada bawahan, membuat keputusan, dan memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus menjadi pemimpin di semua tingkat organisasi; sering rendah tingkat manajer melihat ke manajemen puncak untuk contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung, palungan harus mengkoordinasikan pekerjaan orang lain di unit kerja yang berbeda, membangun aliansi antara lain, dan bekerja sumber daya untuk berbagi. Peran ini sangat penting bagi manajer menengah, yang sering harus bersaing dengan manajer lain untuk sumber daya yang penting, namun harus menjaga hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk jangka waktu yang lama.
PERAN DECISIONAL
peran Decisional memerlukan manajer untuk merencanakan strategi dan memanfaatkan sumber daya. Ada empat peran spesifik yang decisional. Peran pengusaha memerlukan manajer untuk menetapkan sumber daya untuk mengembangkan barang yang inovatif dan jasa, atau untuk mengembangkan bisnis. Sebagian besar peran ini akan diselenggarakan oleh manajer tingkat atas, meskipun manajer menengah dapat diberikan beberapa kemampuan untuk membuat keputusan tersebut. Penangan gangguan mengoreksi masalah tak terduga yang dihadapi organisasi dari lingkungan internal atau eksternal. Manajer di semua tingkatan dapat mengambil peran ini. Misalnya, pertama-line manajer dapat memperbaiki masalah menghentikan jalur perakitan atau manajer tingkat menengah mungkin mencoba untuk mengatasi setelah terjadinya perampokan toko. Top manajer lebih mungkin untuk menghadapi krisis besar, seperti membutuhkan penarikan produk cacat. Peran decisional ketiga, yaitu pengalokasi sumber daya, menentukan yang melibatkan unit kerja yang akan mendapatkan sumber daya. Top manajer cenderung membuat besar, keputusan anggaran secara keseluruhan, sementara mangers menengah dapat membuat alokasi yang lebih spesifik. Dalam beberapa organisasi, manajer pengawas bertanggung jawab untuk menentukan alokasi untuk menaikkan gaji karyawan. Akhirnya, negosiator bekerja dengan orang lain, seperti pemasok, distributor, atau serikat buruh, untuk mencapai kesepakatan mengenai produk dan jasa. Pertama-tingkat manajer dapat bernegosiasi dengan karyawan tentang isu-isu kenaikan gaji atau jam lembur, atau mereka dapat bekerja dengan manajer pengawasan lainnya bila diperlukan sumber daya harus dibagi. manajer Tengah juga bernegosiasi dengan manajer lain dan cenderung untuk bekerja untuk mengamankan harga yang diinginkan dari pemasok dan distributor. Top manajer bernegosiasi tentang isu-isu yang lebih besar, seperti kontrak kerja, atau bahkan merger dan akuisisi perusahaan lain.
PERAN INTERPERSONAL
peran interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan dan organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas. manajer ini dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika bagi karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin bertindak sebagai contoh bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan perintah dan arahan kepada bawahan, membuat keputusan, dan memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus menjadi pemimpin di semua tingkat organisasi; sering rendah tingkat manajer melihat ke manajemen puncak untuk contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung, palungan harus mengkoordinasikan pekerjaan orang lain di unit kerja yang berbeda, membangun aliansi antara lain, dan bekerja sumber daya untuk berbagi. Peran ini sangat penting bagi manajer menengah, yang sering harus bersaing dengan manajer lain untuk sumber daya yang penting, namun harus menjaga hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk jangka waktu yang lama.
PERAN INFORMASI
Informational peran adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan mengirimkan informasi. Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai teknologi telah meningkat. Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja itu. Monitor juga mengawasi perubahan lingkungan dan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi. Pemantauan terjadi pada semua tingkat manajemen, meskipun manajer di tingkat yang lebih tinggi organisasi lebih mungkin untuk memantau ancaman eksternal terhadap lingkungan dibandingkan tengah atau manajer lini pertama. Peran penyebar mensyaratkan bahwa manajer memberitahu karyawan perubahan yang mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka juga mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan.
Manajer di setiap tingkat menyebarkan informasi kepada orang-orang di bawah mereka, dan banyak informasi ini menetes alam dari atas ke bawah. Akhirnya, juru bicara berkomunikasi dengan lingkungan eksternal, dari iklan perusahaan barang dan jasa, untuk menginformasikan masyarakat tentang arah organisasi. Juru bicara untuk pengumuman besar, seperti perubahan arah strategis, kemungkinan untuk menjadi seorang manajer top. Tapi, lain, informasi lebih rutin dapat diberikan oleh manajer pada semua tingkat perusahaan. Misalnya, seorang manajer menengah dapat memberikan press release ke koran lokal, atau manajer supervisor dapat memberikan presentasi pada pertemuan komunitas.
Informational peran adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan mengirimkan informasi. Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai teknologi telah meningkat. Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja itu. Monitor juga mengawasi perubahan lingkungan dan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi. Pemantauan terjadi pada semua tingkat manajemen, meskipun manajer di tingkat yang lebih tinggi organisasi lebih mungkin untuk memantau ancaman eksternal terhadap lingkungan dibandingkan tengah atau manajer lini pertama. Peran penyebar mensyaratkan bahwa manajer memberitahu karyawan perubahan yang mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka juga mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan.
Manajer di setiap tingkat menyebarkan informasi kepada orang-orang di bawah mereka, dan banyak informasi ini menetes alam dari atas ke bawah. Akhirnya, juru bicara berkomunikasi dengan lingkungan eksternal, dari iklan perusahaan barang dan jasa, untuk menginformasikan masyarakat tentang arah organisasi. Juru bicara untuk pengumuman besar, seperti perubahan arah strategis, kemungkinan untuk menjadi seorang manajer top. Tapi, lain, informasi lebih rutin dapat diberikan oleh manajer pada semua tingkat perusahaan. Misalnya, seorang manajer menengah dapat memberikan press release ke koran lokal, atau manajer supervisor dapat memberikan presentasi pada pertemuan komunitas.
2.
Latar
belakang sejarah Manajemen
Banyak
kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen.
Beberapa orang melihatnya (dengan
definisi) sebagai konseptualisasi modern akhir (late modern
conceptualization). Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah
pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi
aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern. Beberapa penulis melacak
perkembangan pemikiran manajemen pada pedagangpedangan Sumeria dan pembangun
piramid Mesir. Para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi
budak yang bergantung namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun
banyak perusahaan pra-industri, dengan skala mereka yang kecil, tidak merasa
terdorong ungtuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. namun,
inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga ke15) dan
kodifikasi kesekretariatan entri-ganda (1494) menyediakan perangkat untuk
penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.
Abad
19
Bidang
pelajaran manajemen berkembang dari kondisi ekonomi di abad
ke-19.
Pelaku Ekonomi klasik seperti Adam Smith dan John Stuart Mill
memberikan
teori alokasi sumber daya, produksi dan penetapan harga.
Pada
saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James
Watt,
dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti
standarisasi,
prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan,
dan perencanaan kerja. Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry
Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan,
motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja. Pada
akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan
lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada
1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan
sains.
Abad
20
Teori
pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun
1920.
Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang
dalam manajemen dan hubungan satu sama lain. Peter Drucker menulis salah satu
buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept
of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred
Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang
organisasi. H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika
ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori
statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset
operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan
sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik
dan operasi. Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
·
Manajemen
Sumber daya manusia
·
Manajemen
operasi atau produksi
·
Manajemen
strategi
·
Manajemen pemasaran
·
Manajemen
keuangan
·
Manajemen informasi teknologi
3. Fungsi
dan Proses Manajemen
Fungsi Manajemen
Aspek yang dikelola fungsi manajemen mencakup produksi, pemasaran, SDM dan keuangan, dan sumber daya lainnya. Proses manajemen menggambarkan kegiatan kegiatan utama sebagai manajer. Sedangkan pengertian manajemen adalah pekerjaan seorang manajer atau pimpinan dan berlaku bagi semua kegiatan bisnis hanya berbeda tingkat kompleksitasnya tergantung skala ekonominya.
Tugas utama seorang Manajer melakukan kegiatannya adalah bekerja dengan dan melalui orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran organisasi usaha. Manajemen sebagai proses mengkoordinasi kegiatan kegiatan pekerjaan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang sedang berjalan atau kegiatan utama yang dilakukan oleh Manajer. Fungsi-fungsi tersebut lazimnya disebut merancang, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sebagai fungsi dasar manajemen. Dalam kaitan ini dapat dibedakan kedudukan manjerial dan nonmanajerial atau posisi manajer dan karyawan. Terdapat unsur lain yang masuk dalam manajemen yaitu efisien dan efektif.
Efisiensi mengacu pada memperoleh keluaran (output) terbesar dengan masukan (input) terkecil. Efisiensi juga dapat diartikan sebagai ”melakukan segala sesuatu secara benar”, artinya tidak memboroskan sumberdaya. Manajemen juga sangat memperhatikan efektifitas menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Efektivitas sering menggambarkan sebagai ”melakukan segala sesuatu yang benar yaitu, aktivitas-aktivitas pekerjaan yang membantu organisasi mencapai sasaran.
Fungsi fungsi manajemen dapat diringkas menjadi empat fungsi dasar dan paling penting:
1. Merencanakan:
Aspek yang dikelola fungsi manajemen mencakup produksi, pemasaran, SDM dan keuangan, dan sumber daya lainnya. Proses manajemen menggambarkan kegiatan kegiatan utama sebagai manajer. Sedangkan pengertian manajemen adalah pekerjaan seorang manajer atau pimpinan dan berlaku bagi semua kegiatan bisnis hanya berbeda tingkat kompleksitasnya tergantung skala ekonominya.
Tugas utama seorang Manajer melakukan kegiatannya adalah bekerja dengan dan melalui orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran organisasi usaha. Manajemen sebagai proses mengkoordinasi kegiatan kegiatan pekerjaan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang sedang berjalan atau kegiatan utama yang dilakukan oleh Manajer. Fungsi-fungsi tersebut lazimnya disebut merancang, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sebagai fungsi dasar manajemen. Dalam kaitan ini dapat dibedakan kedudukan manjerial dan nonmanajerial atau posisi manajer dan karyawan. Terdapat unsur lain yang masuk dalam manajemen yaitu efisien dan efektif.
Efisiensi mengacu pada memperoleh keluaran (output) terbesar dengan masukan (input) terkecil. Efisiensi juga dapat diartikan sebagai ”melakukan segala sesuatu secara benar”, artinya tidak memboroskan sumberdaya. Manajemen juga sangat memperhatikan efektifitas menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Efektivitas sering menggambarkan sebagai ”melakukan segala sesuatu yang benar yaitu, aktivitas-aktivitas pekerjaan yang membantu organisasi mencapai sasaran.
Fungsi fungsi manajemen dapat diringkas menjadi empat fungsi dasar dan paling penting:
1. Merencanakan:
·
Fungsi
ini mencakup menetapkan sasaran, menetapkan strateji, dan menyusun rencana
untuk memadukan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan untuk mencapai sasaran.
2. Mengorganisasi:
·
Fungsi
ini mencakup menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana cara melakukan, dan
siapa yang harus melakukan, dan siapa melapor kepada siapa.
3. Memimpin:
·
Tugas
manajemen adalah bekerja dan melalui orang lain, fungsinya adalah mengarahkan
dan memotivasi, mempengaruhi dan individu atau tim untuk bekerja, memilih
saluran komunikasi yang efektif atau menyelesaikan konflik
4. Mengendalikan:
·
Fungsi
ini untuk menjamin sesuatu berjalan sebagaimana mestinya dengan memantau dan
menilai kinerja denganmembandungkan kinerja aktual dengan sasaran yang yang
telah ditetapkan.
Fungsi-fungsi penting
manjaemen tersebut di atas bertujuan untuk menghasilkan pencapaian tujuan yang
dinyatakan oleh organisasi.
Proses Manajemen
Merupakan serangkaian keputusan dan kegiatan kerja seorang manajer sewaktu merancang, mengatur, atau menorganisasi, memimpin atau melaksanakan kegiatan usaha dan mengnendalikan usahanya. Setiap waktu manajer itu melakukan pekerjaan pengelolaan usahanya, kegiatan para pebisnis itu seringkali dilakukan secara terus menerus tiada henti yakni dalam suatu proses.
Para manajer atau pebisnis atau usahawan memiliki beberapa peran manajer tanpa memperdulikan jenis organisasi atau tingkatan di dalam organisasi adalah menjalankan peranan yang sama dan yang berkaitan dengan perilaku:
Proses Manajemen
Merupakan serangkaian keputusan dan kegiatan kerja seorang manajer sewaktu merancang, mengatur, atau menorganisasi, memimpin atau melaksanakan kegiatan usaha dan mengnendalikan usahanya. Setiap waktu manajer itu melakukan pekerjaan pengelolaan usahanya, kegiatan para pebisnis itu seringkali dilakukan secara terus menerus tiada henti yakni dalam suatu proses.
Para manajer atau pebisnis atau usahawan memiliki beberapa peran manajer tanpa memperdulikan jenis organisasi atau tingkatan di dalam organisasi adalah menjalankan peranan yang sama dan yang berkaitan dengan perilaku:
1.
Peran
antar pribadi yang merupakan peran komunikasi antar orang (misalnya memberikan
sapaan kepada pihak pelanggan atau calon pembeli dalam hal menawarkan
produknya), peran manajerial (misalnya antarapimpinan dan karyawan atau bawahan
dan orang di luar organisasi) dan sebagai penghubung antara usahanya dengan
calon peminjam, pembeli produk dengan pengusaha lain
2.
Peran
informasional yang meliputi menari dan menerima mengumpulkan informasi (untuk
meningkatkan usaha, melakukan kontak pribadi) dan menyebarkan informasi
Misalnya melakukan pertemuan dengan karyawan,pihak lain dalam rangka kegiatan
usaha dan pelanggan), dan juru bicara(meneruskan informasi kepada berbagai
pihak untuk meyakinkan usahanya);
3.
Peran
pengambilan keputusan, yang berkisar membuat pilihan yang meliputi wirausahawan
(misalnya mencari peluang dan inisiatif untuk perbaikan usaha), penyelesai
gangguan (berupaya untuk menghadapi gangguan atau krisis yang mendadak dalam
kegiatan usahanya), pembagi sumber daya (misalnya menyusun alokasi penggunaan
uang, dan kegiatan karyawan), dan perunding (berperan dalam perundingan
kerjasama atau kontrak atau calon pemberi pinjaman).
4.
Ciri-ciri
manajer Profesional
Berkaitan
dengan Hubungan antar Pribadi
Ø
Pemimpin
Lambang (Figurehead)
Kepala Simbolis
; diperlukan untuk
menjalankan
sejumlah kewajiban rutin yang
bersifat legal
dan sosial
Ø
Pemimpin
(Leader)
Bertanggung
jawab untuk memotivasi dan
mengaktifkan
bawahan ; bertanggung jawab
untuk mengisi
posisi yang kosong (staffing),
melatih dan
tugas-tugas yang terkait
Ø Penghubung
(Liaison)
Memelihara suatu
jaringan kontak luar yang
berkembang
sendiri yang memberikan dukungan
dan informasi
Berkaitan
dengan Informasi
Ø Pemantau (Monitor)
Sebagai pusat
saraf informasi internal dan eksternal tentang organisasi
Ø Penyebar
(Dissiminator)
Meneruskan
informasi yang diterima dari orang luar atau dari bawahan kepada anggota organisasi
Ø
Jurubicara
(Spokesperson)
Meneruskan
informasi kepada orang luar mengenai rencana, kebijakan, tindakan dan hasil
organisasi
Berkaitan dengan Pengambilan
Keputusan
Ø
Wirausaha
(Entrepreneur)
Mencari
kesempatan dalam organisasi dan lingkungannya serta memprakarsai “proyek-proyek
perbaikkan” untuk menimbulkan perubahan
Ø
Pengendali
Gangguan (Disturbance Handler)
Bertanggung
jawab atas tindakan korektif bila organisasi menghadapi gangguan mendadak dan penting
Ø
Pengalokasi
Sumber Daya (Resource Allocator)
Bertanggung
jawab terhadap alokasi segala sumber daya organisasi
Ø
Perunding
(Negotiator)
Mewakili
organisasi pada perundingan-perundingan utama
5.
Keterampilan
manajemen yang dibutuhkan
Ada 5 keterampilan yg dibutuhkan oleh manajer, yaitu sebagai
berikut :
1.
Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3.
Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
4. Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
5. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
B. Organisasi
1.
Definisi
Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama.
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada
yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai
berikut.
·
Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
·
James
D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama
·
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih
·
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah
kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa
aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang
dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan
kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa
keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi
sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.
dari
definisi dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3 elemen pokok:
a.
Interaksi manusia
b.
Kegiatan yang mengarah pada tujuan
c.
Struktur organisasi itu sendiri
2.
Pentingnya
mengenal organisasi
Kita selalu berkaitan dengan organisasi,
tim olah raga dan organisasi sosial,
kelompok keagaamaan, bahkan kelompok
binatang pun ada, seperti lebah,
semut,
rayap. Perusahaan kecil, fungsi pengorganisasian sederhana, misal : took
kelontong, manajer-pemilik toko mempekerjakan beberapa orang ; melayani
pembeli, membersihkan, mengatur barang, serta menjaga toko.
Organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Menurut Berelson dan
Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Formalitas, merupakan
ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada
peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan,
strategi, dan seterusnya.
2.
Hierarkhi, merupakan
ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang
yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki
kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa
pada organisasi tersebut.
3.
Besarnya dan
Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak
anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung
(impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4.
Lamanya (duration),
menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada
keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada
juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang
behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
1.
Rumusan batas-batas
operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas,
organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan
yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah
organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan
bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
2.
Memiliki identitas
yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila
memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai
organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu
berdiri, dan lain sebagainya.
3.
Keanggotaan formal,
status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing
masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi,
dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan
yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan
sebagai sebuah organisasi
Secara
garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi
formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau
derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah
organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Organisasi
Formal
Organisasi
formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan
hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya.
Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa
komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara
eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat
lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal
tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka
beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi
formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan
universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
Organisasi
informal
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun
tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan
didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu,
organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder
menurut Hicks:
·
Organisasi Primer,
organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan
emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan
pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini
adalah keluarga-keluarga tertentu.
·
Organisasi Sekunder,
organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan
kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan
batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat
berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini
adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus
saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
3.
Bentuk-bentuk
Organisasi
Salah satu usaha
untuk menjamin adanya fleksibilitas dalam rangka pengembangan organisasi, maka
bentuk organisasi harus diusahakan sesederhana mungkin.Dalam perkembangannya
sampai sekarang ini pada pokoknya ada enam (6) macam bentuk organisasi yang
masing-masing mempunyai kebaikan dan keburukkanya. Keenam macam bentuk itu
ialah:
1. Organisasi Lini
2. Organisasi Fungsional
3. Organisasi Lini dan Staff
4. Organisasi Funsional dan Lini
5. Organisasi Matrik
6. Organisasi Komite
1. Organisasi Lini
adalah bentuk
organisasi yang didalamnya tedapat garis wewenan yang berhubungan langsung
secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Setiap kepala unit mempunyai
tanggung jawab untuk melaporkan kepada kepala unit satu tingkat diatasnya.
Ciri-ciri Lini :
ü Jumlah
karyawan sedikit
ü Selain
top manajer, manajer bawahan hanya sebagai pelaksana
ü Sarana
dan alatnya terbatas
ü Hubungan
atasan dan bawahan bersifat langsung
ü Bentuk
lini perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top manajer
Kebaikan
:
ü Atasan
dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando
ü Rasa
solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar
ü Proses
decision makin berjalan cepat
ü Disiplin
dan loyalitas tinggi
ü Rasa
saling pengertian antara anggota tinggi
Keburukan
:
ü Ada
tendensi gaya kepemimpinan otokratis
ü Pengembangan
kreativitas karyawan terhambat
ü Tujuan
top manajer sekarang tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi
ü Karyawan
tergantung pada satu orang dalam organisasi
Gambar Organisasi Lini
2. Organisasi
Fungsional adalah suatu
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana
yang mempunyai keahlian khusus.
Ciri-ciri fungsional :
ü
Organisasi
kecil
ü
Di
dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
ü
Spesialisasi
dalam pelaksanaan tugas
ü
Target
yang hendak dicapai jelas dan pasti
ü
Pengawasan
dilakukan secara ketat
Kebaikan
:
ü
Program
terarah, jelas, dan cepat
ü
Anggaran,
personalia, dan sarana tepat dan sesuai
ü
Kenaikan
pangkat pejabat fungsional cepat
Keburukan
:
ü
Pejabat
fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
ü
Koordinasi
sulit dilaksanakan
ü
Pangkat
pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi
sulit dilaksanakan.
3. Organisasi
Lini dan Staff adalah
suatu bentuk organisasi dimana petimpahan wewenang berlangsung secara vertical
dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala bagian di bawahnya serta
masing-masing penjabat, manajer ditempatkan satu atau lebih penjabat staf yang
tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasiha, misalnya
mengenai masalah kearsipan, keuangan, personel, dam sebagainya.
Ciri-ciri Lini dan Staf :
ü
Hubungan
atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung.
ü
Karyawan
banyak.
ü
Organisasi
besar.
ü
Ada 2
kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi :
·
Personel
Lini
·
Personel
Staf
Kebaikan
:
ü
Ada
pembagian tugas yang jelas
ü
Kerjasama
dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
ü
Pengembangan
bakat segenap anggota organisasi terjamin
ü
Staffing
dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right man on the right place
ü
Bentuk
organisasi ini fleksibel untuk ditetapkan
Keburukan:
ü
Tugas
pokok orang-orang sering dinomorduakan
ü
Proses
decision makin berliku-liku
ü
Jika
pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoilsystem
patronage
ü
Persaingan
tidak sehat antara penjabat yang satu dengan penjabat yang lainnya.
4. Organisasi
Fungsional dan Lini adalah bentuk
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan
kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala
bagian.
Ciri-ciri :
ü
Tidak
tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan
ü
Spesialisasi
secara praktis pada pejabat fungsional
ü
Pembagian
kerja dan pelimpahan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon.
Kebaikan
:
ü
Solidaritas
tinggi
ü
Disiplin
tinggi
ü
Produktifitas
tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimum
ü
Pekerjaan-pekerjaan
yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
Keburukan :
ü
Kurang
fleksibel dan tour of duty
ü
Pejabat
fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari
satu orang
ü
Spesialisasi
memberikan kejenuhan
5. Organisasi
Matrik adala sebuah
struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan
departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di
agenagen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan
pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Kelemahan
terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.
Karakteristik structural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan
konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua
atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks
memiliki rantai komando ganda.
6. Organisasi
Komite adalah bentuk
organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara
kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan
pluralistic manajemen.
4. Prinsip-prinsip Organisasi
Organisasi memiliki setidaknya 12 prinsip-
prinsip organisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Dalam bukunya “Organization
of Canadian Government Administration”, A.M William mengemukakan 12 Prinsip Organisasi, yang terdiri dari :
1. Bahwa Organisasi harus Mempunyai Tujuan
yang Jelas
Organisasi harus mempunyai tujuan yang
jelas, yaitu organisasi dibentuk berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Itu berarti
sebuah organisasi didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Contohnya adalah
rumah sakit atau puskesmas yang didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
2. Bahwa Organisasi harus Memiliki Prinsip
Skala Hierarkhi
Dalam sebuah organisasi terdapat garis
kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan hingga pelaksana,
sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban,
dan dapat menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Bahwa Organisasi harus Memiliki Prinsip
Kesatuan Perintah
Di dalam kehidupan organisasi, seseorang
hanya menerima perintah atau bertanggaung jawab terhadap seorang atasan saja.
4. Bahwa Organisasi harus Memiliki
PrinsipPendelegasian Wewenang
Seorang pemimpin memiliki kemampuan yang
terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu adanya pendelegasian
wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian tersebut, wewenang yang
diberikan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain, dan melakukan tindakan tanpa meminta persetujuan terlebih
dahulu kepada atasannya lagi.
5. Bahwa Organisasi harus Memiliki Prinsip
Pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya di organisasi,
setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap atasan.
6. Bahwa Organisasi harus Memiliki Prinsip
Pembagian Pekerjaan
Untuk mencapai tujuannya, sebuah
organisasi melakukan berbagai aktifitas dan kegiatan. Untuk menunjang kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan optimal, maka dilakukan pembagian tugas sesuai
dengan kemampuan dari masing- masing anggota organisasi. Pembagian pekerjaan
tersebut harus jelas agar jalannya organisasi menjadi efektif.
7. Bahwa Organisasi harus Memiliki Prinsip
Rentang Pengendalian
Yang dimaksud dengan Prinsip Rentang
Pengendalian adalah bahwa jumlah bawahan atau staff yang dikendalikan oleh
seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai
dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8. Bahwa Organisasi harus Memiliki Prinsip
Fungsional
Prinsip fungsional artinya seorang pegawai
dalam sebuah organisasi harus jelas antara tugas dan wewenangnya, kegiatan,
hubungan kerja, serta tanggung jawab pekerjaannya.
9. Bahwa Organisasi harus Memiliki Prinsip
Pemisahan
Prinsip pemisahan yaitu beban tugas
pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10. Bahwa Organisasi harus Memiliki
Prinsip Keseimbangan
Dalam prinsip kesimbangan, penyusunan
struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan
organisasi dapat diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang nantinya akan
dilakukan. .
11. Bahwa Organisasi harus Memiliki
Prinsip Fleksibilitas
Agar organisasi dapat menjalankan fungsi
dalam mencapai tujuannya, organisasi haruse melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi itu sendiri ( internal factor )
dan juga karena adananya pengaruh dari luar organisasi ( external factor ).
12. Bahwa Organisasi harus Memiliki
Prinsip Kepemimpinan
Yang dimaksud dengan prinsip kepemimipinan
adalah organisasi mampu menjalankan aktifitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.
5. Keterampilan
manajemen yang dibutuhkan
Ada 5 keterampilan yg dibutuhkan oleh manajer, yaitu sebagai
berikut :
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain
(humanity
skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
4. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
5. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
6. Sebab
keberhasilan dan kegagalan Organisasi
Keberhasilan dan Kegagalan Sistem Informasi
kaitannya dengan Tahapan Pengembangan Sistem Informasi
Dalam rangka melakukan
pengembangan sistem informasi, perusahaan umumnya dan pengembang pada khususnya
harus mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pengembangan sistem informasi itu
sendiri guna memberikan kemungkinan keberhasilan yang besar. Dengan demikian
setiap tahapan dalam proses pengembangan sistem informasi harus dapat dilakukan
dengan baik untuk menghindari terjadinya kegagalan dalam pengembangan sistem
informasi. Kesalahan atau kurang maksimalnya kegiatan dalam tahapan-tahapan
pengembangan sistem akan berdampak pada kegagalan dari pengembangan sistem
informasi itu sendiri. Oleh karena itu setiap tahapan dalam proses pengembangan
sistem harus dilakukan dengan baik untuk memberikan hasil yang baik pula.
Beberapa faktor penting
yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam setiap tahapan dalam
proses pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut
·
Tahapan
Investigasi
Pada tahapan
investigasi, serangkaian kegiatan dilakukan untuk mendefinisikan dan merencanakan
kebutuhan detail atau target yang ingin dicapai dalam pengembangan sistem
informasi tersebut. Pada tahapan ini sangat penting untuk mengetahui dengan
jelas mengenai kebutuhan pengguna sistem informasi yang akan dikembangkan dan
diimplementasikan. Oleh karena itu kurangnya pernyataan akan kebutuhan akan
berdampak pada kegegalan sistem yang dikembangkan. Selian itu Pernyataan
kebutuhan dan spesifikasi yang senantiasa berubah-ubah dapat
membingungkan bagi pihak pengembang sistem. Hal ini dipicu oleh kurangnya
pengidentifikasian kebutuhan secara lengkap yang diinginkan oleh pengguna
(user). Fokus profesional TI sebagai perancang atau pengembang sistem informasi
hanyalah pada Tools, sehingga Methodologies danProcedures biasanya
diabaikan. Dalam berbagai kasus profesional TI tidak mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang memadai dalam metodologi manajemen, proyek-proyek TI juga
biasanya tidak mengacu kepada prosedur standar.
·
Tahapan
Analisis
Pada tahapan ini
beberapa hal yang menjadi perhatian penting adalah mengenai User interface
requirements, yaitu input/output yang dibutuhkan oleh end users yang
harus didukung oleh sistem informasi mencakup sources, format, content, volume,
dan frekuensi dari tiap tipe dari input dan output; Processing requirements, yaitu
aktivitas yang dibutuhkan untuk mengkonversi input menjadi output yang meliputi
kalkulasi, kaidah pengambilan keputusan, dan pengolahan operasi lainnya, dan
kapasitas, turnaround time dan response time untuk pengolahan aktivitas;
Storage requirements meliputi Organization, content, dan ukuran databases;
Control requirements, meliputi kebutuhan akan accuracy, validity safety,
security, dan adaptability dalam system inputs, processing, output dan storage.
Jika kebutuhan dan data yang digunakan pada tahapan ini tidak
tersedia dengan baik dan pihak eksekuif manajemen tidak mengakomodasi hal
tersebut maka dapat dipastikan sistem yang akan dibangun akan mengalami
kegagalan.
·
Tahapan
Design
Pada tahapan design,
tim teknologi informasi bekerjasama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan
perancangan komponen-komponen sistem terkait. Desain yang realistik akan mudah
untuk diimplementasikan, namun sebaliknya desain yang tidak realistik dapat
menyebabkan kegagalan suatu sistem dalam pengimplementasiannya. Disamping itu, perbedaan
pendapat mengenai desain dan aplikasi sistem informasi bagi pemakai organisasi
berpotensi mengakibatkan kegagalan dalam pengembangan dan implementasi suatu
sistem informasi. Desain sistem informasi kurang memenuhi harapan
penggunanya. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya informasi atau
masukan dari user mengenai kebutuhan dan spesifikasi dalam pengembangan sistem
informasi yang diinginkan. Selain itu faktormiscommunication antara
pihak yang mengembangkan desain dan pihak pengguna desain (pemberi pekerjaan).
Dalam tahapan
perencanaan desain sistem informasi yang akan dikembangkan perlu dikelola
dengan baik karena jika tidak tepat pengelolaannya besar kemungkinannya akan
membawa konsekuensi kerugian, diantaranya meliputi biaya yang berlebihan sehingga
melampaui anggaran, melampaui waktu yang diperkirakan, kelemahan teknis yang
berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan, dan
gagal memperoleh manfaat yang diperkirakan.
·
Tahapan
Implementasi dan Maintain
Pada tahapan implementasi
terdapat aktivitas pengujian dan pelatihan terhadap sistem informasi yang baru.
Untuk memberikan hasil pengujian yang benar maka perlu dilakukan pengujian
dengan sungguh-sungguh karena hal ini menyangkut penggunaan jangka panjang.
Jika pengujian dilakukan secara asal-asalan maka tidak akan mampu memperoleh
koreksi-koreksi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna guna menyempurnakan
desain sistem yang dikembangkan dan hanya hanya akan menghasiskan waktu dan
biaya implementasi dengan percuma. Selain itu dalam kaitannya dengan aktivitas
pelatihan terhadap pengguna sistem informasi harus dikomunikasikan dengan baik
dan dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai dengan level pengguna sistem
informasi tersebut. Jika tidak demikian, maka respon yang diinginkan untuk
perbaikan sistem informasi yang sedang dikembangkan menjadi terhambat terlebih
jika terjadi kesalahan persepsi antara pengguna akhir dan perancang sistem
informasi tersebut. Lebih lanjut lagi kegagalan pada tahapan ini dapat
disebabkan oleh Pre-implementation yang tidak dilakukan dengan baik, Strategi
operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya, serta
Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang
baru
Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil terbaik dan menghindari kesalahan yang tidak diinginkan maka
beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan, yaitu: peralatan-peralatan
integrasi eksternal menghubungkan pekerjaan dari tim implementasi &
pengguna disemua level organisasi, peralatan-peralatan integrasi internal
memastikan bahwa tim implementasi beroprasi sebagai sebuah unit kohesive,
struktur peralatan perencanaan formal & tata urutan tugas-tugas, estimasi
lebih lanjut tentang waktu, uang, & sumber daya teknis yang diperlukan untuk
melaksanakannya, serta peralatan pengendalian formal membantu memonitor
kemajuan terhadap pencapaian tujuan
Referensi
Hani
Handoko, T. 1993. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Manulang,
M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Titin Hartini, Budaya
Organisasi Dan Peranannya Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi,Jurnal Ekonomi Islam, Volume 2 Nomor
1, Juni 2006
Vandenberghe, C. 1999.
Organizational culture, person culture fit, and turnover: replication in the
health care industry. Journal of Organizational Behavior, Vol.
20, no. 2. pp. 175 –184.
Komentar
Posting Komentar